BASKARA SAVED ME

"Mata airmu diri sendiri, temukan makna hidupmu sendiri"
-Baskara Putra, Hindia-

Menuju 360 hari setelah hujan mereda dan mendung yang lenyap begitu saja tanpa meninggalkan jejak atau sekedar wangi khas tanah maupun aspal jalanan seusai reda hujan. Tak biasanya kita mereda sesenyap ini, bahkan tanpa meninggalkan tanya untuk diusik hingga kembali membangun sekat setinggi ini. Tapi tak apa, toh tak akan lagi ada jalan pulang untuk merayakan hal-hal kecil yang semakin tak berarti.

Sesekali kau menyapa melalui desakan semu pada beberapa mimpi disuatu malam, terkadang menjelma nostalgia, menjelma cerita-cerita lucu ketika kita jatuh cinta dengan begitu keras, menjelma bagian sulit kala kita terjebak dalam beribu debat panjang, kadang pula hanya kamu yang kembali mengetuk dan hendak memperbaiki. Namun tetap saja, apapun tentangmu semakin tak berarti.

Tapi Baskara, satu-satunya hal yang melegenda sepeninggalmu hingga detik ini. Mengingat betapa magisnya "Mata Air" meredakanku yang merasa dipecundangi dunia kala itu, juga betapa hangatnya dekapmu melalui "Evaluasi" dipenghujung sore itu.
Bukan mencoba untuk meromantisasi sebagian bentuk hal-hal kecil, tapi bagaimanapun, mata air pernah menjadi penawar untuk segala bentuk sayat luka yang ditorehkan manusia-manusia berisik di masa itu. Dan kamu, terimakasih telah mengenalkanku pada mata air, pada evaluasi, pada secukupnya, pada Baskara

Tak ada alasan untuk membenci, dia juga manusia yang sedang belajar, dia bukan manusia sempurna, bukan pula manusia jahat dan kami hanya sama sama sedang bertumbuh. Bukan salah kami jika semesta tanpa aba-aba begitu saja mempertemukan bahkan disaat yang begitu tidak tepat. Tapi lagi-lagi kali ini bukan dia yang menjadi main character dari sepucuk tulisan ini.

Baskara Putra, pria berkelahiran 1994 dengan berbagai narasi sarkastik yang dituliskannya, yang bagi sebagian orang mungkin terasa relevan dengan kehidupan yang dijalaninya. Namun sesuai ujarannya, ia bukanlah seorang seniman yang menjual issu mental health kepada dunia. Ia hanya Baskara, yang mengisahkan dirinya sendiri dan dari sudut pandangnya sendiri pula. Serta berbagai solusi yang ia miliki untuk memecahkan segala bentuk permasalahannya. Bahkan ketika menulis sebuah lagu, ia hanya menorehkan segala pengalaman pribadinya secara spesifik, ia tak pernah beranggapan bahwa akan banyak orang yang merasa lirik-lirik tersebut relate dengan kehidupannya masing-masing, karena menurutnya cerita dalam lagu-lagu tersebut terlampau spesifik. Namun pada kenyataannya, banyak manusia yang terkoneksi dengan banyak karya yang ia tulis untuknya sendiri. Ia hanya Baskara, yang mengaggap bahwa menulis sebuah lagu ialah sebuah terapi untuk jiwanya, yang senang menebar penawar untuk luka yang dimiliki berbagai orang. Meski dalam ujarannya yang lain ia sempat menyatakan bahwa "Jangan percaya pada idolamu yang liriknya berbelit-belit itu" Namun tetap saja Bas, lirik-lirik yang kau tulis pernah menyelamatkan atau setidaknya meredakan riuh seseorang, dan aku adalah salah satunya. "Pada akhirnya musik hanyalah kendaraan dan kita sebagai medium yang berperan aktif dalam menyampaikannya" ujarnya lagi, semua karya akan menjadi besar ketika dilahirkan dengan sepenuh hati, dan benar, segala sesuatu yang berasal dari hati, juga akan sampai ke hati.

Memang benar adanya jika seseorang yang mengalami Depresi, distimia (depresi ringan berkepanjangan), kecemasan maupun anciety pada umumnya sangat membutuhkan afirmasi positif dari sekelilingnya. Akan tetapi tidak serta merta seseorang yang mengalami "Depresi" dapat mereda hanya dengan mendengarkan sebuah lagu. Karena depresi juga bukan hal yang sembarangan, meski dewasa ini lumrah sekali remaja di social media menggempur-gempurkan dengan bangga bahwa ia mengalami depresi, dan seketika sembuh dengan mendengar lagu-lagu Hindia. Tentu tidak sesederhana itu, karena depresi merupakan penyakit yang serius, bahkan menjadi dorongan terbesar seseorang melakukan bunuh diri penanganan para ahli bukan hanya asal-asalan melabeli diri 'depresi' supaya terlihat kekinian.

Baskara Putra yang merupakan sosok yang peduli akan kesehatan mental mendirikan sebuah platform layanan gratis BagiKata yang menghubungkan banyak orang dengan peer counselors terlatih - atau biasa kami sebut Handlers - yang dapat membantu diskusi umum mengenai keseharian,, kesulitan yang sedang dihadapi atau sekadar curhat mengenai apapun.
Platform bisa di akses pada link berikut [https://bagikata.com/]

Begitulah Baskara Putra, beserta siasat dari semua lirik lagu yang ditulismya. Semoga setelah ini dan seterusnya, Baskara tetap menjadi sosok yang mampu menggerakan hati banyak orang melalui bait-bait yang disuarakannya. 

Semoga hal-hal baik menyertai, Bas.

Komentar