[REVIEW] INSIDIOUS THE RED DOOR

Film yang mengambil latar belakang waktu 10 tahun setelah Insidious Chapter 2 ini diawali dengan adegan tokoh utama Mr Lambert dan putranya Dalton yg ditutup mata batinnya setelah seruntutan peristiwa yang dialami keluarganya. Pada Insidious sebelumnya, film ini mengisahkan tentang keluarga Lambert yang memilki konflik dengan dunia ghaib, dikarenakan kemampuan istimewa yang dimiliki oleh Lambert beserta putranya Dalton, ia memiliki kemampuan Astral Projection yaitu sebuah peristiwa dimana seseorang manpu mengeluarkan roh dari tubuhnya sendiri. Berbagai tragedi yang dialami oleh Mr. Lambert ini menyebabkan serentetan peristiwa traumatis yang berbuah pada perceraian lambert dengan istrinya sehingga hubungannya dengan anaknya Dalton kian merenggang dan memburuk. 

Pada opening film Insidious The Red Door, editor menggambarkan secara apik, serta membawa memori penonton pada gambaran samar ingatan masa lalu Insidious chapter sebelumnya dengan cara Dalton yang seorang pelukis melukiskan adegan-adegan yang lalu tersebut disertai running text pengenalan cru film 
Film ini juga banyak mengolah emosi penonton dengan disajikannya adegan-adegan pertengkaran antara Dalton dengan ayahnya, dikarenakan berbagai argumentasi tak sejalan dipicu dengan ketidakharmonisan hubungan antara keduanya. Terlebih, tuan Lambert berubah menjadi sosok yang tempramen dan amat pelupa setelah kejadian 10 tahun lalu ketika mata batinnya ditutup, hal ini memengaruhi ingatannya. Adapun putranya Dalton berubah menjadi sosok pemurung yang takut akan kegelapan.

Dalton mengambil kelas seni dalam kuliahnya, dosen memicu Dalton serta mahasiswa lainnya untuk menggali ingatan-ingatan masa lalu, demi menciptakan sebuah karya yang baik dan naturalis diiringi perasaan dari memori pribadi. Dosen yang menggunakan teknik hipnotis berhasil membuat Dalton menarik kembali memorinya, bahkan pada pertemuan pertama dikelas. Dalton menggambar sebuah pintu.
"Pintu itu menghalangimu masuk atau keluar?" ucap dosennya.

Disisi lain, tuan Lambert melakukan terapi ct scan otak untuk mengetahui masalah yang terjadi pada dirinya, namun dia hanya menemukan hal menyeramkan dalam kegelapan. Adapun salah satu faktor pemicu melemahnya ingatannya adalah penyakit turunan dari ayahnya yang merupakan pengidap Skizofrenia akut.
Film ini dipenuhi dengan jumpscare kurang lebih 5 menit sekali, adapun konflik yang disajikan beserta klimaksnya sebetulnya kurang menarik dan terkesan biasa-biasa saja jika dibandingkan dengan Insidious sebelumnya. Bahkan tokoh 'Elis' seorang paranormal yang terkesan menjadi nyawa dalam Insidious Universe ini tidak di tampilkan dan tidak diberi banyak peran. Disisi lain pun, film ini mengangkat lebih banyak konflik keluarga beserta penyelesaiannya, sehingga title 'horror' terkesan tenggelam karena Family Issues yang lebih ditonjolkan. Maka dari itu, bagi pecinta serial horror, film ini tidak akan terlalu menarik karena visual hantu dan jumpscare nya pun terkesan biasa-biasa saja. Namun bagi pecinta Insidious Universe, film ini cukup merampungkan segala permasalahan yang terjadi, karena memang sejak awal Insidious mengangkat tema konflik keluarga. Dan film ini cukup rasional untuk dijadikan sebagai Last Episode dari Insidious Universe.

Komentar